Monday, 28 April 2014

MATIUS 13 : 1 – 23



SERMON GURU SEKOLAH MINGGU HKBP PURWAKARTA
SABTU, 13 OKTOBER 2012
==========================================================
MATIUS 13 : 1 – 23
Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih
Nas paralel : Matius 13:18-23; Lukas 8:4-8, 11-15

TEMA : MENJADI PELAKU FIRMAN TUHAN
1.    Arti Perumpamaan
Tuhan Yesus sering memakai perumpamaan dalam Injil (sekitar 30 perumpamaan). Apakah tujuannya? Coba daftarkan. Tentu  ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus melalui perumpamaan. Bandingkan dengan ilustrasi kotbah.
Ketika Yesus memberitakan injil dengan perumpamaan, tentu memakai “umpama” yang telah dikenal dekat pendengarnya. Dengan demikian injil akan lebih mudah dimengerti pendengarnya. Tentu sekali, injillah yang utama, bukan perumpamaannya. Jika tidak demikian pemahamannya, perumpamaan justru bisa menghalangi pemahaman kita akan sesuatu ajaran.


2.    Memahami isi Perumpamaan
Mari kita baca perumpamaan di dalam Matius 13:1-8:
Itulah bagian isi perumpamaan, lalu Tuhan Yesus sendiri memberi penjelasan di ayat 19-23.
Dari Markus 4:13, kita melihat bahwa ini adalah perumpamaan foundasi atau yang paling dasar karena Tuhan Yesus berkata, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?" Itu sebabnya perumpamaan ini menjadi perumpamaan yang muncul pertama kali. Di dalam seluruh Injil [Matius, Lukas, Markus dan Yohanes] anda akan menemukannya sebagai perumpamaan yang muncul paling awal.

3.    Apa yang dibicarakan dalam perumpamaan ini?
Tuhan Yesus berbicara tentang seorang penabur yang sedang menaburkan benih. Ini adalah gambaran yang sangat umum di daerah-daerah pertanian. Dengan mudah anda akan dapat menemukan orang yang sedang menabur benih di daerah-daerah tersebut. Lalu Tuhan Yesus berkata, "Pada saat seorang petani menaburkan benih, ia menghamburkannya begitu saja. Ia menebarkan ke depan pada saat menabur. Ia membawa kantong benih, tergantung di dadanya, sebuah kantong yang digantung melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam benih dan menghamburkannya agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang sambil menaburkan benih."
Ø  Pada saat anda menaburkan benih, beberapa benih akan jatuh ke tanah yang keras, misalnya di pematang yang merupakan tanah yang mengeras, karena merupakan jalur umum yang melintasi ladang, dan sering diinjak-injak oleh orang yang lalu-lalang. Benih yang jatuh di tanah yang keras (seperti pematang itu), jelas tidak akan dapat masuk ke dalam tanah; mereka tetap tinggal di permukaan. Dan anda tentunya sering melihat, di mana ada petani menabur benih, ia diikuti oleh sekawanan burung, yang menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di permukaan. Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-burung akan datang dan mengambilnya - benih yang bisa dijangkau oleh burung-burung tersebut.
Ø  Lalu Tuhan berkata bahwa ada lagi benih yang jatuh ke tanah yang dangkal. Ketika hujan turun dan tanah itu mulai membungkus benih tersebut, benih itu akan bertumbuh dengan sangat cepat. Sepertinya menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik. Pertumbuhan yang luar biasa mungkin. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sejalan dengan pertumbuhan akarnya, akar itu segera tertahan oleh bebatuan di lapisan bawah. Ada batas sejauh mana akar itu bisa menjalar. Ketika ia menyentuh lapisan batu, hanya sampai di situlah batas pertumbuhannya. Karena dibatasi oleh bebatuan, akar itu tidak dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan mulai layu. Tanaman itu mati karena kekurangan air.
Ø  Ada lagi yang jatuh di tanah yang memungkinkan pertumbuhan, akan tetapi lahannya tidak murni. Tanah ini berisi berbagai macam benih, beragam akar dan beragam tumbuhan. Berbagai macam benih tumbuhan ini pada awalnya tidak kelihatan, dan sebagaimana yang dijelaskan di dalam Lukas, mereka lalu tumbuh bersama-sama dengan benih gandum itu dan menjepitnya. Pada waktu menabur, anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan yang lain di sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, sebagaimana yang diceritakan oleh Lukas, mereka mulai tumbuh bersama dengan benih gandum. Kemudian akar semak duri itu membelit akar gandum, akar gandum yang masih muda ini dan menjepitnya sehingga tanaman gandum ini tidak dapat memperoleh bahan makanan yang dibutuhkannya. Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini juga mati.
Ø  Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.
Selanjutnya, harus jelas dipahami, apakah benih, tanah, penabur dalam nas ini? Jelaskan.
Pertama, benih itu adalah Firman Allah. Ini dijelaskan dengan tegas oleh Tuhan Yesus. Jika Firman Allah adalah benih, maka orang yang mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya. Setiap kali anda memberi kesaksian demi Kristus atau mengabarkan Firman Allah, maka anda sedang menabur benih. Dan di dalam hal ini, penabur yang pertama adalah Tuhan Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga disebut sebagai penabur benih, sebagaimana yang kita lihat di dalam Matius 10. Tugas mereka adalah menabur benih.
Benihnya adalah Firman Allah, atau disebut juga sebagai Firman Kerajaan Allah, Firman tentang Kerajaan Sorga (dalam Matius 13:19). Penyebutan itu menggambarkan pengaturan oleh Allah, pemerintahan Allah. Pada kesempatan yang lalu, kita sudah melihat bahwa kehendak Allah adalah hal yang utama dalam hubungan kita dengan Allah. Tidak ada yang lebih penting daripada kehendak Allah. Kehendak Allah adalah satu-satunya hal yang kita perhatikan di dalam hidup kita. Di sini, kehendak Allah dinyatakan dengan kata 'kerajaan'. Kata 'kerajaan' berarti pemerintahan, pengaturan atau kehendak Allah. Kerajaan Allah terletak di setiap tempat di mana kehendak Allah dijalankan. "Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu." Itu sebabnya mengapa kata 'kerajaan' dan 'kehendak' memiliki makna yang sama karena kerajaan Allah berada di setiap tempat di mana kehendakNya dijalankan. Firman tentang Kerajaan Sorga adalah pesan yang berisi panggilan kepada setiap orang untuk menyerahkan hidupnya kepada Allah.

4.    Tanah yang Bermacam-macam ini Menggambarkan Berbagai Macam Hati Manusia
Tipe pertama: Orang yang Menolak Injil
Ini menggambarkan jenis orang yang hatinya sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap Allah. Anda sampaikan Injil kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti air yang menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam tanah. Orang seperti ini, yang tergolong kategori pertama, sudah keras sepenuhnya; mereka sama sekali tidak ingin berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras terhadap Injil. Mereka tidak ingin mendengarkan Firman Allah. Atau jika mendengar sekalipun, hanya untuk mencemoohkannya, untuk kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di bawah kaki mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.

Tipe kedua: Tanah yang Berbatu-batu - 'Orang Percaya' yang Kepercayaannya Dangkal
Kategori kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap Injil, sehingga Tuhan Yesus menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang dangkal dengan lapisan batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang dapat anda katakan memiliki keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang semacam ini selalu menjadi masalah besar bagi gereja, akan tetapi mereka juga menjadi kesukaan para penginjil tertentu, karena mereka adalah orang-orang yang cepat tanggap.

Tipe ketiga: Tanah dengan "Beragam Jenis Benih" di dalamnya - "Orang Kristen" yang Mendua Hati
Kategori yang ini tidak memiliki masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka sepenuhnya terhadap Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali di dalam tanahnya. Tanah itu subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman Allah ditaburkan, mereka menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti mereka yang masuk kategori kedua, namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira". Penerimaan mereka lebih mendalam. Orang dengan penerimaan yang mendalam tidak akan memberikan tanggapan yang dangkal. Di dalam ketiga injil tidak disebutkan bahwa mereka yang di dalam kategori ini menerima Firman dengan gembira. Tentunya mereka menerima Firman itu dengan penuh keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras. Mereka tidak memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat mengagumkan jika kita perhatikan ketepatan dari pengajaran Tuhan. Ia menambahkan keterangan 'dengan gembira' hanya kepada mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang di dalam kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.

Tipe keempat : Tanah Yang Subur;
Tipe 1,2,3, adalah orang yang tidak diselamatkan. Mengapa? Tipe 1 tidak percaya, tipe 2 dan 3 mutad dari Tuhan. Kelompok yang Diselamatkan adalah tipe 4 dan dengan Jumlah Hasil Buah yang Berbeda-beda
Kelompok tanah yang subur ini memiliki tiga kategori. Kelompok ini digambarkan menghasilkan buah: ada yang tigapuluh kali, enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang ditabur. Di sini kita melihat adanya suatu keseimbangan yang sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka yang tidak diselamatkan dengan yang diselamatkan. Sangat perlu untuk mengingatkan anda sekali lagi bahwa dari antara mereka yang tidak diselamatkan, hanya kategori yang pertama saja yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori lainnya merupakan orang-orang yang pada awalnya percaya. Mereka percaya, seperti kata Tuhan Yesus, "sebentar saja".
Dan di dalam tipe 4 ini, yaitu mereka yang menghasilkan buah, juga terdapat perbedaan. Perbedaan itu terletak dalam hal kualitas. Benih yang ditabur sama, akan tetapi benih yang sama ini memberi hasil yang berbeda sesuai dengan kesuburan tanahnya. Di mana perbedaannya? Perbedaannya terletak pada kualitas tanahnya - kualitas tanggapan anda terhadap Allah.
Persiapan
1.       Metode apakah yang paling tepat digunakan mengajarkan firman Tuhan perikop ini? BERTANYA, GAMBAR, DIRAGAKAN, dll.
2.       Daftarkanlah lagu SM yang berkenaan dengan topik.                                                                                     HS/13/10/12

0 comments:

Post a Comment